Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jurnalis Investigasi Woodward Tulis Buku Heboh Soal Trump

Editor

Budi Riza

image-gnews
Jurnalis senior Bob Woodward, 75 tahun, menulis buku berjudul 'Fear: Trump in White House'. Leading Authorities Ccom
Jurnalis senior Bob Woodward, 75 tahun, menulis buku berjudul 'Fear: Trump in White House'. Leading Authorities Ccom
Iklan

TEMPO.CO, Washington - Wartawan senior peraih dua penghargaan Pulitzer, Bob Woodward, bakal meluncurkan buku mengenai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan judul “Fear: Trump in The White House.

Baca: 

Siapa Omarosa, Penulis Buku Kritik Trump dan Gedung Putih?

Buku ini berisi cerita mendalam dari kesaksian pejabat dan bekas pejabat Gedung Putih termasuk orang-orang yang dekat dengan Trump.

Salah satu cerita menarik dari buku ini adalah pernyataan pribadi para pembantu mengenai Trump. Ada yang menyebutnya sebagai idiot dan labil hingga berperilaku seperti anak sekolah dasar kelas lima dan enam.

“Dia itu idiot. Percuma mencoba meyakinkannya mengenai apapun. Dia sudah keluar batas. Kita ada di kota gila,” kata John Kelly seperti tercantum dalam buku setebal 448 halaman seperti dilansir CNN, yang mendapat salinan buku ini sebelum diterbitkan, Selasa 4 September 2018.

 Bekas pegawai Gedung Putih, Omarosa Manigault Newman, menulis buku soal Trump berjudul "Unhinged: An Insider's Account of the Trump White House". Business Insider

Woodward, 75 tahun, terkenal dengan liputan investigai dalam skandal Watergate di media Washington Post, yang berujung pengunduran diri Presiden Richard Nixon pada era 70an.

Baca: 

Eks Direktur FBI James Comey Tulis Buku, Sebut Trump dan Pelacur?

Liputan ini kemudian difilmkan dengan judul "All The President's Men", dan menjadi tontonan populer penggemar politik dan jurnalistik. Woodward telah menulis 18 buku politik AS dengan 12 buku termasuk best seller. 

Sebelum ini, seperti dilansir Reuters, bekas pejabat komunikasi Gedung Putih, Omarosa Manigault Newman, juga menulis buku mengenai Trump berjudul "Unhinged, An Insider Account of the Trump White House”. Sebelum itu, penulis Michael Wolf juga menulis buku berjudul "Fire and Fury: Inside Trump White House". Kedua buku terakhir ini juga mengungkap berbagai sejumlah sisi negatif dan kontroversial dari Trump.

Dalam bukunya, Woodward juga menulis pernyataan keras lain keluar dari Menteri Pertahanan James Mattis dan bekas pengacara pribadi Trump, John Dowd. Mattis menyebut tingkat pemahaman Trump seperti anak sekolah dasar kelas lima atau enam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mattis mengatakan ini setelah Trump bertanya mengapa ada pengerahan pasukan AS secara besar-besaran di Korea Selatan selama puluhan tahun dan menelan biaya besar, yang ditanggung anggaran negara AS.

Presiden A.S. Donald Trump bersama Menteri Pertahanan James Mattis dalam sebuah rapat kabinet di Gedung Putih di Washington, AS, 1 November 2017. REUTERS

“Kita melakukan ini untuk mencegah terjadinya Perang Dunia III,” kata Mattis dalam pertemuan dengan Trump pada Januari 2018. Ini memicu Mattis mempertanyakan tingkat pemahamanan Trump.

Pengacara Trump, John Dowd, menyebut Trump sebagai pembohong keparat (a f*cking liar). Dowd meyakini Trump bakal berakhir mengenakan pakaian terusan oranye (sebagai terdakwa) jika dia memberikan kesaksian kepada penasehat khusus Robert Mueller. Mueller sedang melakukan investigasi terkait dugaan kolusi tim kampanye Trump dengan sejumlah orang Rusia.

Baca: 

 

Ditanya terpisah, ketiga pejabat ini membantah pernah menggunakan kata-kata tadi. Kelly mengaku tidak pernah menyebut Trump sebagai idiot. Dowd juga mengaku tidak pernah menggunakan istilah baju terusan oranye, dan Mattis menyebut kutipan mengenai pernyataannya dibuat orang yang kaya dengan imajinasi.

Para pembantu terdekat Trump, menurut buku yang akan diluncurkan pada 11 September 2018 ini, juga melakukan berbagai cara untuk menyembunyikan dokumen dari meja kerja Presiden untuk menghentikannya melakukan tindakan yang dianggap berbahaya terhadap negara.

Buku Fire and Fury. Phillymag.com

Ini dilakukan Gary Cohn, bekas penasehat ekonomi Trump, dengan menyembunyikan surat yang bisa membatalkan perjanjian dagang AS dengan Korea Selatan. Perjanjian ini terkait dengan kerja sama keamanan antara AS dan Korea Selatan untuk mendeteksi rudal Korea Utara dalam waktu hanya 7 detik sejak diluncurkan.

“Saya curi surat itu dari meja kerjanya,” kata Cohn kepada rekannya. “Saya tidak izinkan dia melihatnya. Harus melindungi negara.”

Baca:

 

Soal buku ini, Gedung Putih memberikan tanggapan. “Buku ini tidak lain berisi cerita buatan saja. Banyak yang dibuat oleh bekas pegawai yang merasa kecewa, mengatakan itu untuk membuat Presiden terlihat buruk,” kata Sarah Sanders, juru bicara Gedung Putih. “Presiden Trump telah menembus proses birokrasi untuk mencapai kesuksesan yang belum pernah terjadi bagi rakyat Amerika.”

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

21 jam lalu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan melewati barisan tiang menuju Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Januari 2023. T.J. Kirkpatrick/Pool melalui REUTERS
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.


Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Donald Trump. REUTERS
Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.


Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Bendera Rusia dan Korea Utara berkibar di Kosmodrom Vostochny, Rusia, 13 September 2023. Sputnik/Artem Geodakyan/Pool via  REUTERS
Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara


Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

5 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

6 hari lalu

Joe Biden dan Benjamin Netanyahu. REUTERS
Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza


Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

7 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.


Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

13 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.


Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

15 hari lalu

Seseorang terbakar di luar gedung pengadilan tempat persidangan pidana uang tutup mulut mantan Presiden AS Donald Trump sedang berlangsung, di New York, AS, 19 April 2024, dalam tangkapan layar yang diambil dari sebuah video. Reuters TV via REUTERS
Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.


Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

19 hari lalu

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani di Gedung Putih di Washington, AS, 15 April 2024. Iraqi Prime Minister Media Office/Handout via REUTERS
Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.